Telaga Biru di Jantung Papua

Danau ini berada di atas perbukitan, yang dikelilingi oleh hamparan rumput hijau yang sangat subur.

Wandikbo Bael
By Wandikbo Bael
4
Telaga Biru di Jantung Papua

Telaga Biru di Jantung Papua

Danau ini berada di atas perbukitan, yang dikelilingi oleh hamparan rumput hijau yang sangat subur.


K ota Wamena selalu kaya akan destinasi wisata yang memikat. Salah satunya adalah Telaga Biru yang terletak di Distrik Maima. Telaga biru Maima yang dalam bahasa daerah, maima artinya “tempat di bawah di mana ada air” atau (we) ma-i-ma yang memiliki air berwarna biru toska bergradasi hijau ini dapat dikunjungi dengan waktu tempuh dua jam dari kota Wamena. Dari distrik Maima, anda harus trekking terlebih dahulu selama satu jam untuk tiba di Telaga Biru. Tak ada papan petunjuk jalan menuju destinasi wisata ini. Namun, anda dapat berjalan sambil bertanya kepada warga yang ditemui di jalan. Bahkan, seringkali anak-anak kecil Maima menawarkan diri untuk mengantar wisatawan ke Telaga Biru. Jadi, anda tak perlu khawatir untuk nyasar.

Ketika sampai di Telaga yang airnya bersumber dari sebuah mata air berkedalaman tujuh meter di bawah permukaan laut ini, anda hanya boleh menikmati keindahan pemandangannya, tanpa boleh menceburkan diri ke dalamnya karena telaga ini sangat disakralkan oleh warga setempat sebab mereka percaya bahwa orang Papua pertama berasal dari telaga ini. Konon, di dasar telaga ini pun terdapat sebuah Honai yang merupakan rumah adat masyarakat Papua.

Via: jalan2.com

Hingga kini, Telaga Biru masih menjadi salah satu objek wisata sejarah dan budaya karena menurut mitos yang dipercayai hingga kini, asal-usul manusia pertama yang keluar dari dalam telaga tanpa mata dan telinga ini sedang duduk dan memainkan sebuah busur anak panah. Lalu, terlihat olehnya sesosok manusia berkulit agak terang muncul dengan hiasan manik-manik diseluruh tubuhnya yang disebut dengan Naruekul atau Nakmarugi yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara bercocok tanam dan juga paham akan aturan perkawinan (wita-waya) dan pedoman hidup yang baik. Hingga akhirnya, sosok manusia berkulit terang tersebut dibunuh dan dikuburkan dengan tumpukan dedaunan. Namun, secara tiba-tiba tubuhnya mengeluarkan makanan berupa ubi-ubian, bibit pohon pisang, tanaman keladi (bentoel) dan hewan ternak seperti Babi.

Tulang belulangnya pun akhirnya dibawa kemana-mana karena diyakini sebagai bibit makanan. Oleh sebab itu, hingga saat ini masyarakat masih memegang teguh kepercayaan ini dengan selalu menyimpan sepotong tulang yang disebut kaneke yang selalu disimpan dalam honai adat atau juga yang disebut pilamo.

Keindahan, keunikan, dan kesakralan dari destinasi wisata Lembah Baliem yang salah satu di antaranya adalah Telaga Biru ini, rasanya sangat rugi jika tak anda kunjungi saat berkunjung ke kota Wamena.

Sumber : festivalbudayabaliem.com
Wandikbo Bael

Alumni & pejuang berhenti merokok. Doakan ya bob. 😅🙏

4 comments

  1. Wamu Jr.
    Keindahan, keunikan, dan kesakralan dari destinasi wisata Lembah Baliem yang salah satu di antaranya adalah Telaga Biru ini, rasanya sangat rugi jika tak anda kunjungi saat berkunjung ke kota Wamena saat menghadiri Festival Budaya Lembah Baliem...
    • Wandikbo Bael
      Haha.... thanks.
  2. Unknown
    telaga birunya masih asri sekali
  3. Unknown
    pengen ke sini, sejuk asri mantab