Lembah Baliem terletak di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Lembah cantik ini berada pada ketinggian 1650 meter dari permukaan laut (mdpl). Dengan ketinggian itu, otomatis suhu dingin jadi makanan sehari-hari warga suku Dani yang tinggal di sana.
Suku Dani pun punya kebiasaan mandi yang sangat berbeda dengan traveler yang tinggal di pulau Jawa. Mereka suka mandi di siang hari saat matahari sudah tinggi.
"Suku Dani yang tinggal di perkampungan dekat Sungai Baliem punya kebiasaan mandi pada siang hari, saat matahari sudah tinggi.
Saat itu suhu udara terasa hangat dan tentu saja air Sungai Baliem tidak sedingin di pagi hari," kata Hari Suroto, peneliti dari Balai Arkeologi Papua.
Jika Suku Dani mandinya siang hari, lantas apa yang mereka biasa lakukan di pagi hari? Menurut Hari, pagi hari merupakan waktu bagi Suku Dani buat bekerja.
"Sebelum mandi, pada pagi hari biasanya mereka beraktivitas di kebun menanam keladi dan ubi jalar. Seusai berkebun barulah mereka mandi di sungai. Kadang, sambil mandi mereka sekalian mencari udang selingkuh di Sungai Baliem," terang Hari.
Selain mandi di Sungai Baliem, Suku Dani juga suka mandi di telaga atau kolam alami yang tentu saja berair dingin. Mereka sepertinya sudah beradaptasi dengan suhu dingin khas pegunungan Papua.
Nah buat traveler yang akan berkunjung ke Lembah Baliem, sangat dianjurkan membawa jaket tebal dan payung. Malam hari biasanya di Lembah Baliem terjadi hujan, dan suhu sangat dingin berangin.
"Masyarakat yang tinggal di Wamena menyebutnya angin Kurima. Angin ini berhembus dari daerah Kurima dengan membawa udara yang dingin," kata Hari. [detiktravel]
